Thursday, April 21, 2011

LISTRIK DINAMIS

A. Arus Listrik dan Beda Potensial ListrikA. Arus Listrik dan Beda Potensial Listrik

1. Arus Listrik

Analisis dari lampu senter dan kegiatan 8.1 dapat diterangkan secara fisika. Dengan adanya beda potensial yang ditunjukkan oleh sumber tegangan menyebabkan adanya aliran muatan. Banyaknya aliran muatan, Q, per satuan waktu, t, disebut arus muatan,
I. Jika aliran muatan positif disebut arus listrik atau kuat arus. Secara matematika dapat ditulis,
Image:qt.JPG
Dengan Q dinyatakan dalam satuan coulomb (C), t dalam satuan sekon, dan kuat arus dinyatakan dalam satuan ampere (A). Oleh karena itu, ampere dapat dinyatakan sebagai coulomb per sekon dan 1 ampere adalah 1 coloumb muatan yang mengalir dalam waktu 1 sekon. Seperti pada satuan panjang atau massa, satuan kuat arus dapat dinyatakan dalam satuan yang lebih kecil yaitu miliampere (mA) dan mikroampere (􀁐A). Hubungan satuan-satuan tersebut sebagai berikut:

Image:1ua.JPG
Apabila dalam suatu penghantar mengalir elektron sebanyak N dan masing-masing elektron bermuatan e coulomb, dengan 
e = 1,6 × 10–19 coulomb, maka kuat arus I adalah: 
Image:net.JPG

Arus listrik memiliki arah yaitu dari potensial tinggi ke potensial rendah. Oleh karena itu, arus listrik termasuk besaran vektor. Sedangkan kuat arus listrik tidak memiliki arah, maka kuat arus listrik termasuk besaran skalar. Amperemeter adalah alat untuk mengukur kuat
arus listrik. Untuk mengukur kuat arus listrik, diukur dengan amperemeter, yang disusun secara seri atau berurutan dengan komponen yang akan diukur kuat arusnya. Mengapa harus dipasang seri? Penyusunan amperemeter untuk mengukur kuat arus yang lewat pada lampu dalam sebuah rangkaian ditunjukkan oleh Gambar 8.1.Arus listrik memiliki arah yaitu dari potensial tinggi ke potensial rendah. Oleh karena itu, arus listrik termasuk besaran vektor. Sedangkan kuat arus listrik tidak memiliki arah, maka kuat arus listrik termasuk besaran skalar. Amperemeter adalah alat untuk mengukur kuat arus listrik. Untuk mengukur kuat arus listrik, diukur dengan amperemeter, yang disusun secara seri atau berurutan dengan komponen yang akan diukur kuat arusnya. Mengapa harus dipasang seri? Penyusunan amperemeter untuk mengukur kuat arus yang lewat pada lampu dalam sebuah rangkaian ditunjukkan oleh Gambar 8.1.
Image:mengukur kuat arus.JPG

2. Beda Potensial

Aliran muatan dipengaruhi besar kecilnya potensial dari satu titik ke titik yang lain. Dengan kata lain, besarnya beda potensial akan
mempengaruhi banyak muatan yang mengalir dalam suatu penghantar. Oleh karena itu, ada hubungan antara beda potensial dengan muatan listrik. Perpindahan muatan dari satu titik ke titik yang lain diperlukan energi. Jika muatannya adalah muatan elektron, maka dapat ditulis kembali dalam persamaan, 
Image:wev.JPG

Dengan satuan untuk energi adalah joule, sehingga berdasarkan persamaan di atas, joule dapat dinyatakan dengan satuan coulombvolt atau elektronvolt (eV).
Image:soal 8.1.JPG

B. Mengukur Besar Arus Listrik dan Beda Potensial Listrik

1. Mengukur Arus Listrik

Image:82a.JPG
Image:82b.JPG

2. Pengukuran Sumber Tegangan atau Beda Potensial

Secara kualitatif kita bisa menentukan besar suatu tegangan dari sumber tegangan yang digunakan dalam suatu rangkaian listrik. Misalkan, suatu baterai yang kalian gunakan dalam rangkaian pada Kegiatan 8.2, tertera 1,5 V atau mungkin 3 V. Angka ini adalah
angka yang ditunjukkan oleh suatu industri di mana baterai itu dibuat. Bagaimana cara membuktikan bahwa angka-angka tersebut adalah benar adanya? Oleh karena itu, kita perlu mengadakan pengukuran yaitu dengan suatu alat yang disebut voltmeter.
Image:83a.JPG
Image:83b.JPG
Image:83c.JPG

Image:84a.JPG
Image:84b.JPG
Image:84c.JPG
Sumber:

Ditulis oleh : khairul anas ~ All- Round About Knowledge
Anas InsideSobat sedang membaca artikel tentang LISTRIK DINAMIS. Oleh Admin, Sobat diperbolehkan mengcopy paste atau menyebar-luaskan artikel ini, namun jangan lupa untuk meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya

0 comments:

Leave a Reply