Saturday, April 28, 2012

Jenis-jenis Vaksin Dalam Program Imunisasi di Indonesia


a. Vaksin BCG
Jadwal pemberian
Diberikan 1 kali pada umur antara 0-2 bulan
Cara Pemberian dan Dosis:
• Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan terlebih dahulu. Melarutkan dengan menggunakan alat suntik steril (ADS 5 ml)
• Dosis pemberian: 0,05 ml sebanyak 1 kali
• Disuntikkan secara intrakutan di daerah lengan kanan atas (insertio musculus deltoideus) , dengan menggunakan spuit suntik (ADS 0,05 ml)
• Vaksin yang dilarutkan harus digunakan sebelum lewat 3 jam


b. Vaksin DPT
Jadwal Pemberian
Diberikan 3 kali (DPT 1,2,3), selang 4 minggu, umur antara 2-11 bulan
Cara Pemberian dan Dosis
• Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen
• Disuntikkan secara im dengan dosis pemberian 0,5ml sebanyak 3 dosis
• Dosis pertama diberikan pada anak umur 2 bulan, dosis selanjutnya diberikan dengan interval paling cepat 4 minggu
• Di unit pelayanan statis, vaksin DPT yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu, dengan ketentuan:
• vaksin belum kadaluarsa
• vaksin disimpan dalam suhu 2 0 C s/d 8 0 C
• tidak pernah terendam air
• sterilitasnya terjaga
• VVM masih dalam kondisi terjaga
• Di Posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya


c. Vaksin Jerap TT
Jadwal Pemberian
Pada WUS atau ibu hamil, dosis primer diberi 2 kali, ke 3 kali waktu 6 bulan kemudian. Diberikan 5 kali, ke 4 dan ke 5 diberikan interval minimal 1 tahun setelah pemberian ke 3 dan ke 4.
Cara Pemberian dan Dosis
• Sebelum digunakan vaksin harus dikocok lebih dahulu agar suspensi menjadi homogen
• Untuk mencegah tetanus/tetanus neonatal terdiri dari 2 dosis primer yang disuntikkan secara im atau sc dalam, dengan dosis pemberian 0,5 ml dengan interval 4 minggu. Dilanjutkan dengan dosis ke 3 setelah 6 bulan berikutnya. Untuk mempertahankan kekebalan terhadap tetanus pada WUS, maka dianjurkan diberikan 5 dosis. Dosis ke empat dan ke lima diberikan dengan interval minimal 1 tahun setelah pemberian dosis ke 3 dan ke 4. Imunisasi TT dapat diberikan secara aman selama masa kehamilan bahkan pada periode trimester pertama.
• Di unit pelayanan statis, vaksin TT yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu dengan ketentuan:
1. vaksin belum kadaluarsa
2. vaksin disimpan dalam suhu 2 0 C s/d 8 0 C
3. tidak pernah terendam air
4. sterilitasnya terjaga
5. VVM masih dalam kondisi A dan B
• Sedangkan di posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya


d. Vaksin DT
Jadwal Pemberian
Dianjurkan pada usia 8 tahun (usia anak SD)
Cara Pemberian dan Dosis
• Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen
• Disuntikkan secara im atau sc dalam, dengan dosis pemberian 0,5 ml. Dianjurkan untuk anak usia di bawah 8 tahun. Untuk usia ≥ 8 tahun lebih dianjurkan imunisasi dengan vaksin Td
• Di unit pelayanan statis, vaksin TT yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu dengan ketentuan:
1. vaksin belum kadaluarsa
2. vaksin disimpan dalam suhu 2 0 C s/d 8 0 C
3. tidak pernah terendam air
4. sterilitasnya terjaga
5. VVM masih dalam kondisi A dan B
• Sedangkan di posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya.


e. Vaksin Polio
Jadwal Pemberian
Diberikan 4 kali (Polio 1, 2, 3, 4) selang 4 minggu, umur antara 0-11 bulan
Cara Pemberian dan Dosis
• Diberikan secara oral (melalui mulut), 1 dosis adalah 2 (dua) tetes sebanyak 4 kali (dosis) pemberian dengan interval setiap dosis minimal 4 minggu
• Setiap membuka vial baru harus menggunakan penetes (dropper) yang baru
• Di unit pelayanan statis, vaksin polio yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 2 minggu dengan ketentuan:
1. vaksin belum kadaluarsa
2. vaksin disimpan dalam suhu 2 0 C s/d 8 0 C
3. tidak pernah terendam air
4. sterilitasnya terjaga
5. VVM masih dalam kondisi A atau B
• Sedangkan di posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya


f. Vaksin Campak
Jadwal Pemberian
Pemberian 1 kali, umur antara 9 – 11 bulan
Cara Pemberian dan Dosis
• Sebelum disuntikkan vaksin campak terlebih dahulu harus dilarutkan dengan pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut
• Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subcutan pada lengan kiri atas, pada usia 9-11 bulan. Dan ulangan (booster) pada usia 6 - 7 tahun (kelas 1 SD) setelah catch-up campaign campak pada anak SD kelas 1-6.


g. Vaksin Hepatitis B
Jadwal pemberian
Pemberian 3 kali selang 4 minggu, umur antara 0-11 bulan.
Cara Pemberian dan Dosis
• Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen
• Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1 buah HB PID, pemberian suntikan secara im, sebaiknya pada anterolateral paha
• Pemberian sebanyak 3 dosis
• Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari, dosis berikutnya dengan interval minimum 4 minggu (1 bulan)
Untuk Hepatitis B vial
• Di unit pelayanan statis, vaksin Hep B yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu dengan ketentuan:
a. Vaksin belum kadaluarsa
b.Vaksin di simpan dalam suhu 2 0 C s/d 8 0 C
c. Tidak pernah terendam air
d. Sterilitasnya terjaga
e. VVM masih dalam kondisi A dan B
• Sedangkan di Posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya 


h. Vaksin DPT-HB
Vaksin mengandung DPT berupa toxoid difteri dan toxoid tetanus yang dimurnikan dan pertusis yang inaktivasi serta vaksin Hepatitis B yang merupakan sub unit vaksin virus yang mengandung HbsAg murni dan bersifat non infectious.
Jadwal Pemberian
Dosis pertama umur 2 bulan, diberikan 3 kali, dosis selanjutnya dengan interval minimal 4 minggu

Cara Pemberian dan Dosis
• Pemberian dengan cara im, 0,5 ml sebanyak 3 dosis
• Dosis pertama pada usia 2 bulan, dosis selanjutnya dengan interval minimal 4 minggu
• Di unit pelayanan statis, vaksin DPT-HB yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu, dengan ketentuan:
1. vaksin belum kadaluarsa
2. vaksin disimpandalam suhu 2 0 C s/d 8 0 C
3. tidak pernah terendam air
4. Sterilitasnya terjaga
5. VVM masih dalam kondisi A dan B
• Sedangkan di posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya.


sumber:
http://tutorialkuliah.blogspot.com/2011/03/jenis-jenis-vaksin-dalam-program.html

Ditulis oleh : khairul anas ~ All- Round About Knowledge
Anas InsideSobat sedang membaca artikel tentang Jenis-jenis Vaksin Dalam Program Imunisasi di Indonesia. Oleh Admin, Sobat diperbolehkan mengcopy paste atau menyebar-luaskan artikel ini, namun jangan lupa untuk meletakkan link dibawah ini sebagai sumbernya

0 comments:

Leave a Reply