Deskripsi cacing Kremi
- Penyakit akibat cacing kremi dikenal dengan Enterobiasis sebagaimana nama latin cacing kremi yaitu Enterobious vermicularis.
- Penyebaran cacing kremi lebih banyak terjadi pada daerah dengan hawa dingin.
- Cacing kremi betina berukuran 8-13 mm x 0,44 mm dengan ekor panjang dan runcing sedangkan cacing kremi jantan berukuran 2-5 mm dengan ekor melingkar (Bayangkan saja seperti parutan kelapa).
- Daur hidup cacing ini bekisar antara 2 minggu sampai 2 bulan
- Cacing dewasa dari usus halus pergi ke usus besar kemudian ke anus karena telur telur cacing itu hanya menetas kalau ada OKSIGEN, sehingga diberi nama Oxyuris OK.
- Di malam hari cacing kremi yang mendekam di usus penderita, biasanya turun ke kawasan dubur untuk bertelur.
- Setelah itu, ia akan masuk kembali ke usus.
- Payahnya, cacing ini sering nyasar. Bukannya kembali ke usus, malah masuk ke liang vagina jika wanita.
- Akibatnya, korban akan mengalami keputihan karena cacing kremi.
- Gejalanya, selain rasa gatal, juga adanya lendir keruh dan kental berwarna sedikit kekuningan seperti susu, terkadang berbusa. Keputihan ini biasanya juga diderita anak-anak perempuan (balita sampai anak besar). Terjadi akibat spora yang menempel pada makanan atau barang lain yang terkontaminasi. Sebab itu kalau ada anak perempuan mengeluh di daerah vagina terasa gatal dan mengeluarkan lendir kekuningan, segeralah periksakan ke dokter. Mungkin penyebabnya cacing kremi .
Sebaran / Distribusi cara menginfeksi
- Penyakit ini kayak penyakit kulit bisa menular
- Penularan cacing kremi terjadi autoinfeksi . karena telurnya bisa nempel dimana aja, di pakaian, sprei or debu , sehingga akibat tidak hygienisnya tangan / kuku sehingga bersama makanan masuk ke mulut dari tangannya yang penuh telur/debu
- Penyakit kremian ini sering pula disebut penyakit enterobiasis /oksiuriasis penyakit yang sangat sering ditemukan terutama pada anak-anak
- Infeksi ini dapat terjadi akibat tertelannya telur cacing enterobius vermicularis (oxyuris vermicularis)
- Setelah telur cacing tertelan, larvanya akan menetas di usus duabelas jari (duodenum) dan tumbuh menjadi bentuk dewasa di usus besar.
- Cacing betina yang hamil (dapat mengandung 11.000-15.000 telur) akan berpindah ke daerah sekitar anus (perianal) untuk mengeluarkan telur-telurnya disekitar anus
- Proses berpindahnya cacing ini akan menimbulkan sensasi gatal pada daerah sekitar anus penderita
- Keadaan ini sering terjadi pada waktu malam hari sehingga penderita sering terganggu tidurnya dan menjadi lemah. Selain gatal-gatal,
Gejala lain yang dapat dirasakan oleh penderita infeksi cacing kremi adalah :
- Kurang nafsu makan
- Berat badan menurun
- Aktivitas meningkat
- Sering mengompol
- Cepat marah
- Sulit tidur
- dll
Penularan cacing kremi dapat terjadi pada satu keluarga atau kelompok-kelompok yang hidup di lingkungan yang sama, seperti asrama, rumah piatu, dll. Proses penularannya dapat terjadi melalui :
- Penularan dari tangan ke mulut sesudah menggaruk darerah sekitar anus
- Penularan dari tangan dapat menyebarkan telur kepada orang lain karena memegang benda-benda lain yang terkontaminasi telur cacing ini
- Telur cacing dapat ditemukan di debu ruangan sekolah, asrama, kavetaria, dan lainnya. Telur cacing di debu ini akan mudah diterbangkan oleh angin dan dapat tertelan
- Telur yang telah menetas di sekitar anus dapat berjalan kembali ke usus besar melalui anus.
Menjaga kebersihan perorangan berperan penting untuk pencegahan penyakit ini, antara lain dengan :
- Kuku hendaknya selalu dipotong pendek
- Tangan hendaknya selalu dicuci sebelum makan
- Makanan sebaiknya dihindarkan dari debu dan tangan yang mengandung parasit
- Pakaian dan alas kasur hendaknya dicuci bersih dan diganti setiap hari.
Jika salah satu anggota keluarga terinfeksi cacing kremi, sebaiknya pengobatan diberikan kepada seluruh keluarga, agar penyebaran cacing ini dapat dihentikan secara menyeluruh.
sumber:
No comments:
Post a Comment