Sunday, January 29, 2012

Cacing Perut Ascaris Lumbricoides

Cacing Perut (Ascaris lumbricoides)
  • Cacing Perut tergolong dalam kelompok Nemathelminthes (cacing gilig)
  • Ascaris lumbricoides berdasarkan lapisan embryonal pembentuk tubuhnya tergolong organisme Triploblastik Pseudocoelomata (triploblastik yang berongga semu artinya rongga tubuhnya terisi organ organ sehingga tidak mutlak sebagai rongga, seperti yang dijumpai pada Triploblastik coelomata)
  • Sistem pencernaan sudah ada diawali dari mulut dan berakhir di anus namun organ itu berada dalam rongga sehingga ada rongga tetapi digunakan untuk organ sehingga punya rongga tetapi semu (pseudo coelom)
  • Cacing Perut atau yang dikenal dengan sebutan Ascaris lumbricoides (hampir terdapat di belahan bumi maka ia tergolong organisme kosmopolitan, tidak endemik)
  • Cacing banyak dijumpai terkhususkan di daerah yang sanitasinya kurang , tempat yang kurang higienis , tempat yang habis banjir sehingga septictank tempat kotoran meluap keluar jenis cacing ini cukup dan termasuk parasit.
  • Ascaris lumbricoides menempati usus halus dan mempunyai hobby memakan sari makanan yang ada di sekitar usus tersebut sehingga tubuhnya gembul bisa mencapai 20 - 40 cm
  • Maka cenderung orang yang terinfeksi cacing ini tubuhnya kurus , bagaimana supaya tidak kurus ? makan harus porsinya double, misalnya sarapan ya harus 2 piring , 1 piring untuk sel sel tubuh anda dan 1 piring untuk cacingnya
  • OK hahaha
  • Hidup parasit di usus halus memakan sari sari makanan
  • Struktur tubuh berukuran makroskopis 20 – 30 cm untuk yang dewasa
  •  Individu betina berukuran lebih besar daripada individu jantan.
  • Tubuh berbentuk bulat panjang gilig dengan permukaan tubuh tidak bersegmen segmen dengan ujung-ujung yang meruncing.
  • Permukaan tubuh dilapisi kutikula yaitu semacam lilin untuk melindungi tubuh dari pencernaan kimiawi enzim
  • Sistem pencernaan yang berkembang dengan baik terdiri dari mulut, faring, usus, dan anus.
  • Mulut terdapat pada ujung anterior sisi depan , sedangkan anus terdapat pada ujung posterior ujung belakang .
  • tidak memiliki pembuluh darah, makanan diedarkan ke seluruh tubuh melalui cairan pada ruang antar organ secara peredaran terbuka
  • Sistem respirasinya secara sederhana dengan mensirkulkasi oksigen dan carbon dioksida keluar masuk sel tubuh secara difusi melalui permukaan tubuh / kulit sebagai ganti paru paru , kemudian Oksigen itu masuk ke pembuluh darah kemudian oleh darah didistribusikan ke sel sel seluruh tubuh
  • Karena darahnya membawa Oksigen dan sari makanan dan ada didalam pembuluh darah maka Cacing ini peredarannya tertutup
  • Organ reproduksi jantan dan betina terpisah dalam individu berbeda.
  • Jenis jantan berukuran 15 cm dengan diameter 3-4mm dan memiliki ekor melengkung
  • Jenis betina berukuran lebish besar sekitar 25 cm dengan diameter 5mm dengan ujung posterior lurus
  • Cacing ini hidup sebagai parasit dalam usus manusia dan sering disebut sebagai cacing usus atau cacing gelang
  1. mempunyai panjang sekitar 20 - 30 cm, dengan kedua ujungnya meruncing dan berwarna merah muda.
  2. cacing ini mengisap sari makanan yang ada di dalam usus. Pada penderita cacingan, kadang-kadang cacing ini akan keluar bersama feses (kotoran manusia).

Cyclus hidupnya
  • Telur yang telah membentuk embrio mula-mula keluar bersama feses ,
  • ketika faeces kering maka terbanglah telur ke mana mana ,
  • akhirnya termakan oleh manusia bersama-sama makanan atau minuman.
  • Selanjutnya, akan menetas di dalam perut manusia
  • dan larva tersebut menuju ke dinding usus masuk dalam pembuluh darah menuju ke jantung.
  • Dari jantung kemudian menuju paru-paru.
  • dari paru paru Larva akan bergerak ke faring/kerongkongan.
  • Apabila larva tersebut tertelan, maka masuk lagi ke dalam usus dan menetap hingga menjadi dewasa.
Gejala atau tanda terinfeksi cacing Perut / Ascaris lumbricoides /Cacing gelang yaitu
  • perut terasa tidak enak
  • lesu
  • tidak napsu makan
  • muka pucat
  • mual
  • badan kurus
  • perut buncit
  • Fesesnya encer, kadang bercampur lendir dan darah
  • cacing tampak keluar dalam feses
Langkah pencegahan yang dapat dilakukan agar terhindar dari infeksi cacing usus, antara lain :
  1. Jagalah kebersihan pribadi, makanan dan lingkungan dengan baik.
  2. Mencuci tangan dengan bersih terutama sebelum makan dan setelah buang air besar.
  3. Menggunting kuku dan hindari kebiasaan menggigit kuku.
  4. Cuci sayur dengan bersih dan masak daging hingga benar-benar matang.
  5. Sediakan fasilitas jamban yang memadai, jangan buang air besar sembarangan.
  6. Sebaiknya anak-anak diberi obat cacing setiap 6 bulan sekali.
Gejala klinis akan ditunjukkan pada stadium larva maupun dewasa.

  • Pada stadium larva, Ascaris dapat menyebabkan gejala ringan di hati dan di paru-paru akan menyebabkan sindrom Loeffler.
  • Sindrom Loeffler merupakan kumpulan tanda seperti demam, sesak nafas, eosinofilia, dan pada foto
  • Roentgen thoraks terlihat infiltrat yang akan hilang selama 3 minggu.
  • Pada stadium dewasa, di usus cacing akan menyebabkan gejala khas saluran cerna seperti tidak nafsu makan, muntah-muntah, diare, konstipasi, dan mual.
  • Bila cacing masuk ke saluran empedu makan dapat menyebabkan kolik atau ikterus.
  • Bila cacing dewasa kemudian masuk menembus peritoneum badan atau abdomen maka dapat menyebabkan akut abdomen.

Cara diagnosis
  • Diagnosis askariasis dilakukan dengan menemukan telur pada tinja pasien atau ditemukan cacing dewasa pada anus, hidung, atau mulut.

Pengobatan
  • Pengobatan askariasis dapat digunakan obat-obat sepreti pirantel pamoat, mebendazol, albendazol, piperasin.

Prognosis
  • Pada umumnya, askariasis memiliki prognosis yang baik. Kesembuhan askariasis mencapai 70 hingga 99%.

Epidemiologi
  • Di Indonesia, prevalensi askariasis tinggi, terutama pada anak-anak.
  • Penyakit ini dapat dicegah dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan yang baik.
  • Pemakaian jamban keluarga dapat memutus rantai siklus hidup Ascaris lumbricoides ini.






sumber:
http://biologigonz.blogspot.com/search/label/CACING%20PERUT-ASCARIS%20LUMBRICOIDES

No comments:

Post a Comment