struktur molekul interferon alfa manusia |
Interferon adalah hormon berbentuk sitokina berupa protein berjenis glikoprotein yang disekresi oleh sel vertebrata karena akibat rangsangan biologis, seperti virus, bakteri, protozoa, mycoplasma, mitogen, dan senyawa lainnya. Sejarah penemuan interferon dimulai pada tahun 1954 ketika Nagano dan Kojima menemukannya pada virus di kelinci. Tiga tahun kemudian Isaacs dan Lindenmann berhasil mengisolasi molekul yang serupa dari sel ayam dan molekul tersebut disebut interferon.
JENIS
Terdapat tiga kelas interferon yaitu, alfa, beta, dan gamma.
- Interferon-α dihasilkan oleh leukosit dan berperan sebagai molekul anti-viral. Penggunaan interferon-α untuk perawatan penderita hepatitis B dan hepatitis C dapat menginduksi hipotiroidisme atau hipertiroidisme, tiroiditis maupun disfungsi kelenjar tiroid. IFN-α memiliki efek anti-proliferatif dan anti-fibrosis pada sel mesenkimal.
- Interferon-β dihasilkan oleh fibroblas dan dapat bekerja pada hampir semua sel di dalam tubuh manusia.
- Interferon-γ dihasilkan oleh limfosit sel T pembantu dan hanya bekerja pada sel-sel tertentu, seperti makrofaga, sel endotelial, fibroblas, sel T sitotoksik, dan limfosit B.
Interferon, terutama alfa dan beta memiliki peranan penting dalam
pertahanan terhadap infeksi virus. Senyawa interferon adalah bagian dari
sistem imun non-spesifik dan senyawa tersebut akan terinduksi pada
tahap awal infeksi virus, sebelum sistem imun spesifik merespon infeksi
tersebut. Pada saat rangsangan atau stimulus biologis terjadi, sel yang
memproduksi interferon akan mengeluarkannya ke lingkungan sehingga
interferon dapat berikatan dengan reseptor sel target dan menginduksi transkripsi dari 20-30 gen pada sel target. Hal ini menghasilkan keadaaan anti-virus
pada sel target. Aktivasi protein interferon terkadang dapat
menimbulkan kematian sel yang dapat mencegah infeksi lebih lanjut pada
sel.
TERAPI INTERFERON
Interferon-α dan -β telah digunakan untuk penyembuhan berbagai infeksi virus, salah satunya adalah beberapa hepatitis C dan B
tertentu yang bersifat kronis serta akut dapat menggunakan
interferon-α. Sementara itu, interferon-γ yang berperan dalam aktivasi makrofag, digunakan dalam penyembuhan kusta lepromatosa, toksoplasmosis,
dan leisymaniasis. Efek anti-proliferasi yang dimiliki interferon juga
menyebabkan senyawa ini dapat digunakan untuk mengatasi tumor seperti melanoma dan Sarkoma Kaposi.
Penggunaan interferon pengobatan memang dibatasi karena adanya efek samping berupa demam, malaise, kelelahan, dan nyeri otot. Selain itu, interferon juga bersifat toksik atau beracun terhadap hati, ginjal, sumsum tulang, dan jantung.
sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Interferon
sumber:
http://id.wikipedia.org/wiki/Interferon
0 comments: