A. Apa itu pidato??
Yang disebut dengan pidato adalah berbicara dihadapan orang banyak (di depan umum) dalam rangka menyampaikan suatu masalah untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Pidato itu dapat bersifat:
-Musyawarah
-Anjuran
-Penerangan
-Pendidikan
Perlu pembaca ketahui bahwa di suatu saat dalam kehidupan sehari-hari, kita akan terpaksa harus berbicara di hadapan orang banyak, misalnya baik dalam suatu acara keluarga yang ada kaitanya dengan kebahagiaan atau belasungkawa.
Biasanya orang yang baru pertama kali berpidato akan mengalami kesulitan dan bingung sehingga ia akan berbicara dengan gugup, terbata-bata dan mungkin keringat dingin pun akan membasahi tubuhnya. Keadaan ini tentu saja akan menimbulkan kejemuan kepada hadirin dan pendengarnya. Pembicara yang malang ini akan bersyukur apabila ia telah tiba pada akhir pembicaraannya sekalipun pembicaraannya sendiri tidak keruan ujung-pangkalnya.
Untuk mengatasi hal semacam itu, yang sebetulnya tidak perlu terjadi, maka berbagai jalan dapat ditempuh agar pembicara lancar berpidato dalam rangka mengatasi segala kekurangannya.
Suatu usaha yang harus ditempuh adalah si pembicara itu sendiri harus mempunyai keberanian dan kepercayaan kepada dirinya sendiri sehingga dapat memungkinkan untuk berpikir dengan tenang dalam menyampaikan buah pikirannya di hadapan orang banyak.
Selanjutnya perlu diketahui pula bahwa kesanggupan untuk menyatakan buah pikiran tadi di hadapan orang banyak dengan lancar dan sempurna itu, tidak dapat datang dengan sendirinya, tetapi harus dipelajari dan dilatih.
B. Naskah pidato
seperti telah diterangkan pada uraian terdahulu, untuk menghadapi suatu pembicaraan dalam berpidato sebelumnya kita harus melakukan persiapan yang teliti.
Persiapan yang baik adalah apabila seseorang berhasil menanamkan dalam pikiran dan ingatannya, segala sesuatu yang berhubungan dengan soal yang akan dibicarakan dalam pidatonya. Juga usahakan untuk menuliskan pada secarik kertas pokok-pokok yang akan dibicarakan dengan urutan-urutan yang jelas. Tulisan-tulisan ini biasanya kita kenal dengan nama Naskah Pidato.
Naskah pidato setidak-tidaknya akan dapat memberikan pertololongan sepenuhnya pada waktu si pembicara membutuhkannya. Naskah pidato adalah sebuah karangan yang berisi tulisan yang memuat segala masalah yang akan diuraikan di dalam pidato. Isi naskah pidato harus disusun secara teratur dan berurutan, mulai persoalan A sampai dengan persoalan Z.
Bagi mereka yang masih belajar berpidato, naskah tertulis ini dapat dibaca, yang dalam penyampainnya harus menggunakan bahasa yang baik dan benar. Juga diperlukan gaya bahasa yang menarik, dan usahakan sedapat mungkin mempergunakan bahasa yang dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Mereka yang sudah biasa dan mahir berpidato sebaiknya tidak menuliskan dan membaca seluruh naskah pidato, tetapi cukup dengan menuliskan catatan-catatan kecil saja tentang beberapa materi-materi pokok agar dalam mengemukakan pidato tiidak akan ada masalah yang terlupa menguraikannya.
Teatapi untuk pidato yang sifatnya yuridis formal, yang mengemukakan data-data yang kongkret, naskah pidato itu sangat diperlukan.
Dari keterangan-keterangan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa di dalam membuat naskah, teknik berpidato banyak sekali variasinya.
Orang yang ahli dalam berpidato biasanya tidak merasa cukup dengan membaca naskah itu saja, tetapi di sana sini selalu diselingi dengan variasi-variasi, humor-humor yang pada umumnya tidak ditulis di dalam naskah. Ini dimaksudkan untuk menarik dan menimbulkan minat hadirin serta menghindari kejemuan.
Satu hal yang perlu diperhatikan ialah bahwa antara berpidato secara langsung dan berpidato yang 100 persen terpaku membaca teks, efek psikologisnya besar sekali bedanya. Sebab, bila berpidato dengan terpaku membaca teks naskah, seolah-olah tidak ada hubungan emosional antara pembicara dengan objek permasalahan yang di bicarakan, sehingga akan menimbulkan kesan yang tidak pada tempatnya.
0 comments: